Judul Buku : Titik
Balik
Penulis : Rani R.
Moediarta
Penerbit : Exchange
Publishing
Di rahim penciptaan, segala sesuatu saling berhubungan layaknya
jejaring yag tak pernah diam. Di sana, getaran-getaran serupa akan saling
menarik menarik. Pikiran dan kesadarnmu harus diarahkan untuk bergetar dengan
frekuensi yang selaras dengan getaran sesuatu yang kau inginkan. Itulah yang
kau undang ke dalam hidupmu sebagai kenyataan. Segala hal disekitarmu tak lain
adalah pantulan-pantulan getaranmu sendiri.
Perjalanan Rani keliling Nusa Tenggara dan singgah di Pulau Kepa adalah
perjalanan orang kota yang berniat mengambil jeda dari kecamuk batin yang
dialaminya. Dia tidak mengira alam semesta mempunyai kehendak lain. Seorang lelaki
misterius telah menunggunya disana. Di antara deburan ombak, padang sabana, dan
terik matahari tropika, lelaki itu mengajarkan kembali berbagai teknik dan
kearifan kuno tentang pencarian jati diri dan ketenangan batin, yang anehnya
sudah pernah dipelajarinya di masa lalu. Pertemuan itu menjadi titik balik
perjalanan Rani yang mengubah hidupnya selamanya.
***
Membaca buku ini seperti menonton
FTV namun aktornya hanya 2 orang yaitu Rani dan Avatar. Avatar adalah lelaki
misterius yang ia jumpai ketika ia pergi menenangkan diri di Pulau Kepa. Bukannya
tidak ada orang lain yang namanya tercantum di buku ini, melainkan hampir
sebagian besar isi buku ini lebih banyak berisi tentang percakapan antara Rani
dan Avatar. Namun setiap perbicangan mereka sangat mendalam dan penuh dengan
makna.
Saya tidak memiliki ekspektasi
lebih terhadap isi novel ini namun ternyata novel setebal 271 halaman ini
sangat sangat luar biasa. Bahkan saya sampai ngos-ngosan ketika membaca novel ini saking luar biasa isinya.
Dimana letak luar biasanya novel
ini? Letak luar biasanya adalah ketika Avatar mengajak Rani mem-flashback ke kehidupan Rani di masa lalu
yang mempengaruhi Rani di masa sekarang ini.
Hikmah Yang Dapat Dipelajari
Jangan pernah menilai seseorang
berdasarkan masa lalunya. Dalam novel ini Rani bercerita bahwa sejak kecil ia
tidak tinggal bersama kedua orang tuanya. Bahkan orang tuanya telah bercerai
sejak kecil dan Rani sama sekali tidak pernah melihat wajah ayahnya. Akan tetapi
bukan berarti tidak tinggal bersama kedua orang tuanya membuat Rani menjadi
anak yang nakal. Perceraian kedua orang tua Rani dan lingkungan tempat ia
tinggal semasa Rani kecil tidak lantas membuat tingkah polah Rani menjadi
menyimpang. Melainkan Rani mendapatkan pelajaran yang sangat luar biasa dari
keluarga asuh dan teman-teman semasa kecilnya.
Selain itu, bagi saya novel ini
secara tidak langsung memiliki keterkaitan dengan parenting. Karena tanpa
disadari kadang orang tua meninggalkan polusi-polusi di lingkaran kecil sang
anak yang terbawa hingga ia besar kemudian polusi-polusi tersebut menumpuk dan
mengeras. Sehingga penting bagi tiap orang tua untuk memberikan
kenangan-kenangan terbaik dan juga bagi anaknya.
Lalu, sadarkah kita bahwa setiap
manusia menimbulkan getaran-getaran yang juga dapat mempengaruhi orang lain. Menurut
Avatar, rasa takut yang sering terjadi karena kita sendirilah yang mengundang
rasa takut tersebut. Padahal Tuhan telah menciptakan rasa cinta agar kita selalu
berada pada koridor pikiran positif untuk ketenangan pikiran dan juga jiwa
kita.
Yang pasti novel ini adalah
tentang berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan masa lalu dan berdamai
dengan keadaan. Kita pasti mendambakan kehidupan yang selalu menyenangkan, akan
tetapi kita tidak bisa menghindari jika ada hal yang tidak kita inginkan
terjadi. Semua itu adalah tergantung dari cara kita menyikapinya. Jika kita
selalu positive thinking dengan
segala hal yang terjadi dalam kehidupan ini, pastinya akan memudahkan kita
dalam menghadapi dan menyelesaikannya.
Tuhan tidak pernah menghadirkan
masalah, melainkan Tuhan hanya memberikan tantangan untuk dihadapi dan diselesaikan.
Penasaran dong sama isi buku ini?
Nggak bakalan nyesel deh untuk dibaca.
Selamat berkontemplasi..
Post a Comment
Post a Comment