Judul : Totto-chan’s
Children
Perjalanan
Kemanusiaan untuk Anak-Anak Dunia
Penulis : Tetsuko
Kuroyanagi
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
Totto-chan kini telah dewasa. Ia sekarang menjadi aktis terkenal dan
punya banyak penggemar. Tapi Totto-chan tak pernah melupakan masa kecilnya.
Karena itu lah Totto-chan langsung setuju ketika UNICEF menawarinya untuk jadi
Duta Kemanusiaan.
Sejak itu, Totto-chan berkunjung ke banyak negara dan menemui berbagai
macam anak. Di negara-negara yang yang mengalami kekeringan hebat atau terkena
dampak perang, anak-anak yang sebenarnya polos dan tak berdosa selalu jadi
korban. Ternyata masih banyak sekali anak-anak duna yang tidak bisa makan,
tidak bisa sekolah, tidak bisa dirawat ketika sakit, bahkan mengalami trauma
hebat akibat perang.
***
Setelah di ajak mengenang kisah
manis Totto-chan bersama Sosaku Kobayashi pada bukunya Totto-chan, Gadis Kecil
di Jendela, kini kita akan di ajak untuk membuka mata dan hati kita lebar-lebar
bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang mengalami keterpurukan. Entah
karena kekurangan pangan, ketidak layakan air bersih, yah, pokoknya
ketidaksejahteraan hidup yang akut.
Potret anak-anak Mozambik di Kamp Pengungsian |
Sesuai judul dari novel ini,
Totto-chan lebih banyak bercerita tentang kondisi anak-anak di banyak negara di
Afrika, Asia dan beberapa di Amerika. Banyak dari mereka mengalami kekurangan
pangan, kekurangan air bersih, ketidaklayakan tempat tinggal, bahkan juga
mengalami traumatis yang sangat mendalam akibat perang.
Totto-chan berserta anak-anaknya yang sedang berlari |
Membaca kisah perjalanan
kemanusiaan Totto-chan ini benar-benar menyayat hati sejak awal kisah hingga
akhir. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mereka bertahan hidup sedemikian
rupa. Akan tetapi, membaca novel ini juga sekaligus membuat saya bersyukur
tiada henti. Karena paling tidak saya bisa tinggal ditempat yang nyaman, bisa
bersekolah, bisa makan dengan lahap, memiliki fisik yang sehat. Alhamdulillah.
Lesson Learned
Pada halaman 212 diceritakan
bahwa ada seorang fotografer UNICEF bertanya kepada seorang anak di Etiopia apa
yang paling diinginkannya, lalu anak tersebut menjawab “Aku ingin hidup”.
Jawaban yang singkat namun sangat bermakna. Bisa dibayangkan betapa kehidupan
di sana sangat sangat memprihatinkan.
Sehingga pada halaman 233, Totto-chan
mengajak pembaca untuk selalu bersyukur atas kehidupan yang kita miliki.
Sebenarnya sejak awal kisah hingga akhir kisah benar-benar mengajak saya,
sebagai pembaca, untuk selalu bersyukur atas hidup saya. Ternyata Tuhan
memberikan saya limpahan rahmat dan juga berkah yang tiada terhingga.
Alhamdulillah saya bisa makan
dengan lahap dan layak, tinggal di tempat yang layak, bisa menikmati air
bersih, bisa bersekolah dengan sangat sangat sangat layak. Pokoknya segalanya
layak dan sejahtera.
Mungkin bagi kita yang tinggal di
negeri ini menganggap bahwa kondisi negara saat ini carut-marut yang memberikan
dampak pada berbagai aspek kehidupan. Ah, nggak juga. Bagaimana pun Indonesia
tetaplah negara yang mendapatkan tetesan air dari surga yang bocor. Bersyukurlah
kita, paling tidak negara ini cukup aman dan damai untuk ditinggali.
Ah, pokoknya buku ini wajib
banget untuk dibaca karena kisahnya yang sangat perih membuat saya tidak bisa
berkata-kata. Bahkan sejak awal membacanya, keran di mata saya tidak bisa berhenti
mengalir.
Selamat membaca.
Salam literasi.
Aku barusan beli, tapi belum sempat baca. Makasih ya reviewnya, jadi pengen baca-baca.
ReplyDeleteSamasama mbak😊
Delete