Beberapa bulan yang lalu, saya melihat status seorang teman yang telah mengadakan seminar neuroparenting di kotanya. Kemudian saya penasaran tentang neuroparenting itu sendiri. Saya searching di google dan saya menemukan salah satu penggagas dari neuroparenting Indonesia adalah dr. Amir Zuhdi.
Menurut hasil per-kepo-an saya di website dr. Amir Zuhdi, neuroparenting adalah perpaduan antara ilmu neuroscience (sel saraf) dengan ilmu parenting. Sehingga dapat disimpulkan bahwa neuroparenting adalah pengasuhan berbasis otak. Dalam pola pengasuhan anak memiliki keterhubungan dengan kinerja otak, baik kinerja otak anak maupun kinerja otak orangtua. Karena ternyata dalam proses berpikir, berperilaku dan bersikap manusia termasuk proses pengasuhan terjadi ditingkat neuron (sel saraf) otak. Oleh karenanya dr. Amir Zuhdi saat ini menggagas pengasuhan berbasis otak.
Otak menjadi salah satu instrumen penting bagi manusia untuk kehidupannya. Dimana otak tidak hanya berfungsi agar manusia tetap hidup (fungsi otak normal), namun otak juga mengantarkan manusia menjadi manusia seutuhnya. Normalnya otak manusia terdiri dari 100 milyar sel saraf dan didukung trilyunan jaringan sambungan saraf yang dilengkapi dengan sistem kelistrikan dan kimiawi yang amat sangat canggih. Nah, dari otaklah karakter atau perilaku manusia dapat terbentuk, baik ataupun buruk.
Hhmm, saya jadi teringat dengan hasil penelitian dari Masaru Emoto dimana beliau membuktikan bahwa air dapat merespon kata-kata. Jika kita mengucapkan kata-kata yang baik seperti cantik, pintar, dan kata-kata baik lainnya, air akan membentuk kristal yang sangat indah. Sebaliknya, jika kita mengucapkan kata-kata yang tidak baik seperti nakal atau jahat, kristal tersebut akan pecah dan bahkan tidak membentuk kristal.
Sama halnya seperti manusia, jika sejak kecil seorang anak diberikan rangsangan dengan perkataan dan contoh perbuatan yang baik, maka baik pula hasilnya. Jika tidak, maka buruk juga hasilnya. Hal ini tentunya berkaitan dengan otak manusia. Otak manusia terdiri dari otak sadar dan juga otak bawah sadar. Setiap apa yang kita lihat, dengar dan rasakan akan diterima oleh otak sadar. Pada otak orang dewasa mampu memfilter sesuatu yang menurutnya kurang baik. Sedangkan pada otak anak, filter belum terbentuk sempurna sehingga akan lebih mudah percaya dan meniru apa yang diucapkan atau tindakan orang dewasa. Hal tersebut akan diteruskan ke otak bawah sadarnya yang kemudian terimplementasi oleh tubuh anak.
Selain itu, menurut penelitian dari seorang neuroscientist, Lise Gliot, ia membuktikan bahwa setiap bentakan atau tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh orangtua kepada anak, akan membunuh atau menggugurkan sel saraf otak anak yang sedang berkembang. Sebaliknya, perkataan dan tindakan terpuji yang ditunjukkan oleh orangtua kepada anak akan mampu meningkatkan kecerdasan anak yang sedang berkembang. Oleh karenanya penting bagi setiap orangtua untuk menjaga kesehatan otaknya sendiri agar otak anaknya pun sehat.
Hhmm, saya jadi teringat dengan hasil penelitian dari Masaru Emoto dimana beliau membuktikan bahwa air dapat merespon kata-kata. Jika kita mengucapkan kata-kata yang baik seperti cantik, pintar, dan kata-kata baik lainnya, air akan membentuk kristal yang sangat indah. Sebaliknya, jika kita mengucapkan kata-kata yang tidak baik seperti nakal atau jahat, kristal tersebut akan pecah dan bahkan tidak membentuk kristal.
Sumber : google images |
Selain itu, menurut penelitian dari seorang neuroscientist, Lise Gliot, ia membuktikan bahwa setiap bentakan atau tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh orangtua kepada anak, akan membunuh atau menggugurkan sel saraf otak anak yang sedang berkembang. Sebaliknya, perkataan dan tindakan terpuji yang ditunjukkan oleh orangtua kepada anak akan mampu meningkatkan kecerdasan anak yang sedang berkembang. Oleh karenanya penting bagi setiap orangtua untuk menjaga kesehatan otaknya sendiri agar otak anaknya pun sehat.
Sumber : google images |
Otak manusia harus sehat karena otak yang sehat lebih dari sekedar otak normal dan sehat mental. Otak yang sehat memiliki keterkaitan dengan kehidupan dan nurani (spiritualitas) seperti etika, moral, dan hal lainnya yang berkaitan dengan akhlakul karimah. Menurut riset tentang neurosains menunjukkan bahwa apabila otak sehat manusia terganggu akan menghasilkan manusia yang secara fisik terlihat normal namun terdapat gangguang pada sikap ataupun perilakunya. Gangguan atau kerusakan tersebut terjadi pada 4 bagian utama otak yaitu (cortex prefrontal, gyrus cingularis, gyrus angularis, dan amygdala). Hal inilah yang menyebabkan timbulnya tindakan tidak terpuji pada manusia.
Dari uraian di atas membuat dr. Amir Zuhdi sangat concern dalam hal pengasuhan berbasis otak. Selain itu pengasuhan juga berkaitan dengan membangkitkan jiwa kepemimpinan dalam diri manusia. Tanpa disadari bahwa setiap manusia sejatinya memiliki jiwa kepemimpinan. Tentunya dalam membangkitkan jiwa kepemimpinan tersebut memiliki keterkaitan juga dengan pengasuhan dan juga kinerja otak manusia.
Menurut riset, seseorang dengan kepemimpinan yang baik memiliki pengalaman pengasuhan yang baik juga. Sebaliknya, seseorang dengan kepemimpinan buruk mengalami pengasuhan yang buruk. Oleh karenanya penting bagi setiap orangtua untuk belajar tentang neuroparenting untuk bisa membangkitkan jiwa kepemimpinan ananda sejak dini.
Saya pribadi mengartikan kepemimpinan ini tidak hanya sekedar mempersiapkan ananda untuk menjadi pemimpin di masa depan. Namun juga memberikan stimulus yang baik bagi ananda agar memiliki akhlak yang baik. Sehingga ia bisa membawa dirinya dengan baik dilingkungannya, dimanapun ia berada.
Berkaitan dengan neuroparenting, dr. Amir Zuhdi akan mengadakan seminar tentang membangkitkan jiwa kepemimpinan anak sejak dini melalui neuroparenting. Seminar ini diadakan oleh IbuProfesional Surabaya Raya pada tanggal 8 April 2018. Pastinya saya excited sekali ketika mengetahui bahwa seminar tersebut akan diadakan di Surabaya. Karena hal ini adalah pertama kalinya saya belajar tentang neuroparenting. Tanpa pikir panjang, saya langsung mendaftarkan diri diacara seminar tersebut karena saya penasaran dan ingin belajar lebih dalam tentang neuroparenting. Hal ini adalah sebagai bentuk ikhtiar saya sebagai calon ibu untuk mempersiapkan pendidikan bagi anak-anak saya kelak. Anda juga pasti penasaran kan? Yuk deh langsung cuss daftar!
Bagi Anda yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya, yuk deh langsung buruan daftar! Mumpung masih early bird lho! Ajakin pasangan, teman, saudara, tetangga untuk ikut. Bisa daftar dengan harga couple biar lebih murah. Hehe. Info selengkapnya bisa dilihat dilink ini ya >> http://bit.ly/SeminarNeuroparentingIIPSurabaya
Semangat belajar! Demi mencetak generasi gemilang. Karena anak-anak kita adalah penerus bangsa ini. Kalau tidak dari sekarang kita berikan pendidikan terbaik, kapan lagi??
-------------------------------------------------
Sumber Referensi :
1. www.amirzuhdi.com
2.https://kesehatantubuh-tips.blogspot.com/2014/02/bahaya-membentak-anak-memusnahkan-sel-otak.html
3. Muhammad, As’adi. 2014. Kedahsyatan Air Putih untuk Ragam Terapi Kesehatan. Jogjakarta : DIVA
4. Press Setyawan, Angga. 2014. Anak Juga Manusia. Jakarta : Noura Books
1. www.amirzuhdi.com
2.https://kesehatantubuh-tips.blogspot.com/2014/02/bahaya-membentak-anak-memusnahkan-sel-otak.html
3. Muhammad, As’adi. 2014. Kedahsyatan Air Putih untuk Ragam Terapi Kesehatan. Jogjakarta : DIVA
4. Press Setyawan, Angga. 2014. Anak Juga Manusia. Jakarta : Noura Books
Wah.. Saya juga gak sabar menunggu seminarnya dr. Amir Zuhdi mbak Emir..
ReplyDeletePastinya byk sekali pola asuh sy yang perlu di koreksi. Sebelum terlambat.. Semoga bs membersamai amanah² Allah ini dengan sebaik² fitrahnya..
Samaa mbak nov. Saya juga. Ternyata parenting luas banget ya. Kudu ekstra belajar nih. Hehe
DeleteWah di Surabaya ya...semoga di Jakarta ada juga nantinya. Tertarik dengan Neuroparenting ini :)
ReplyDeleteBisa kepo di fb nya dr Amir Zuhdi bunda. Beliau sering sekali mengadakan seminar 😊
DeleteWah menarik, ya. ternyata pola pengasuhan dan kepemimpinan saling berkaitan.
ReplyDeleteBetul mbak efi. Saya juga baru tahu nih. Makanya jadi pingin belajar lebih lagi tentang neuroparenting. Hehe
Deletepola asuh juga memengaruhi munculnya jiwa kepemimpinan pada anak ya, sukses untuk seminarnya :)
ReplyDeleteBetul mbak sari. Apalagi jaman sekarang kudu ekstra belajar untuk memberikan yang terbaik. Makasih mbak :)
DeleteSebagai orangtua rasanya pengen banget ya ikutan seminar beginian. Nanti kalau mbanya dateng tolong rangkumkan ya, pengen dicocokin sama pola asuh saya, beneran bener nggak yang saya terapkan untuk anak
ReplyDeleteInsyaa Allah nanti saya share di blog saya ya mbak 😊
Delete