Webmuslimah.com |
Saya masih teringat bulan Ramadhan ketika saya kelas 1 SD. Waktu itu banyak dari teman-teman saya yang sudah mulai berpuasa penuh. Sedangkan saya kadang puasa ya kadang puasa setengah hari. Hahaha. Berbeda dengan teman-teman saya lainnya yang sejak kecil sudah terbiasa puasa. Hmm, mungkin saja karena mereka mendapatkan ajaran di tempat ngaji mereka. Sehingga meskipun baru berusia 7 tahun, mereka sudah berpuasa penuh. Makanya dulu saya merasa malu setiap kali jajan di kantin saat bulan Ramadhan. Hahah
Lalu bulan Ramadhan berikutnya, saya mulai belajar puasa seharian penuh. Masih teringat saat itu saya pikir kalau sudah masuk Isya' puasanya dilanjut lagi hingga imsak. Alhasil saya tidak makan lagi deh sepulang tarawih. Haha.
Sebelum memasuki akil baligh, tentu seorang anak tidak diwajibkan untuk berpuasa. Akan tetapi tidak ada salahnya jika orangtua memperkenalkan tentang puasa sedari kecil kepada anaknya. Tentu si anak tidak perlu diminta untuk berpuasa penuh. Mungkin di awal-awal masih diperkenalkan bahwa kalau puasa tidak boleh makan dan minum. Kemudian di ajak untuk makan sahur, lalu ditanyakan apakah mau ikut berpuasa atau tidak.
Bagi saya, dengan tidak memaksakan anak untuk berpuasa penuh adalah agar si anak tidak bosan untuk beribadah. Karena jika ibadah diajarkan dengan cara dipaksakan, akan membuat si anak terpaksa untuk melaksanakannya. Sampai akhirnya dia berada di level tidak mau untuk menjalankannya.
Saya teringat ketika saya kuliah dulu, banyak teman-teman saya yang tidak menjalankan puasa. Penyebabnya kemungkinan karena 2 hal : pertama, mungkin orang tuanya tidak memperkenalkannya akan pentingnya puasa; kedua karena mereka disuruh berpuasa dengan cara dipaksa. Sehingga hal tersebut menyebabkan si anak sudah eneg duluan dalam beribadah. Padahal untuk mengajak anak menikmati ibadah termasuk puasa, harus disesuaikan dengan porsinya. Ibarat makan, untuk menikmati makanan yang dimakan harus dimasukkan sesuai porsi. Tidak bisa dijejali.
Dengan mengajak anak berpuasa tanpa harus memaksakannya menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan pentingnya puasa. Misalkan jika bulan Ramadhan ini si anak baru bisa ikut puasa setengah hari ya tidak masalah. Mungkin Ramadhan selanjutnya bisa diajak untuk meningkatkannya. Yang penting jangan dipaksa. Kuncinya itu, jangan dipaksa.
Toh selama belum memasuki akil baligh, anak masih dalam masa perkenalan dan proses menuju istiqomah. Sehingga lama kelamaan anak menjadi paham bahwa puasa adalah kewajiban dan harus dilaksanakan dengan tulus ikhlas. Sehingga selanjutnya mereka bisa menikmati puasnya. Jangan lupa mengapresiasi usaha anak untuk menjalankan puasa ya.
Post a Comment
Post a Comment