Personal branding menjadi sangat trending dikalangan masyarakat perkotaan karena melalui personal branding ini, seseorang menjadi mudah untuk dikenali. Terutama untuk seseorang yang berkarir pada bidang tertentu, personal branding dianggap perlu.
Sebenarnya apa sih personal branding ini? Seberapa pentingkah personal branding bagi seseorang?
Personal Branding Itu Apa Sih?
Sejujurnya saya juga masih menelaah apa sih personal branding ini. Jika saya mencoba mengartikan dari kedua suku kata tersebut, maka branding ini kan lebih cenderung ke merek, citra, penggambaran atau cap. Sedangkan personal itu sesuatu yang sifatnya pribadi atau sesuatu yang berkaitan dengan diri seseorang. Berarti personal branding adalah sebuah usaha untuk menunjukkan citra diri.
Kalau saya keliru, silakan dikoreksi yaa...
Namun jika membaca dari artikel-artikel yang berkaitan dengan personal branding, saya menyimpulkan bahwa personal branding adalah cara kita mencitrakan diri atau menunjukkan diri dihadapan banyak orang. Baik di media sosial ataupun di dunia nyata. Kurang lebihnya beginilah.
Bimbang Personal Branding
Pernah dalam sebuah forum online, saya sebagai salah satu anggota diminta untuk mengulik diri sendiri agar bisa membangun personal branding. Ketika saya mencoba menggali diri saya sendiri, saya merasa kebingungan, “Personal branding seperti apa yang akan saya bangun?”.
Sampai akhirnya pada suatu titik saya berpikir, “Ah, bodo amatlah sama branding. Lagian saya juga belum betul-betul mengenal diri saya sendiri. Terserah aja orang mau mengenal saya sebagai apa. Pokoknya saya mau dikenal sebagai manusia aja dah. Wkwkwk”.
Sebenarnya ini keputusasaan saya sih. Karena pusing gitu mikirin soal personal branding disaat saya sendiri masih belum paham benar dengan konsep ini. Bagi saya jadi manusia aja nggak mudah lho. Apalagi jadi manusia yang sesuai dengan fitrah dirinya. Meleset sedikit, bisa-bisa jadi setan. Wkwkwk.
Sehingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak membranding diri. Karena saya bukan barang lah 😂.
Sehingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak membranding diri. Karena saya bukan barang lah 😂.
Lalu saat saya buka Youtube, secara kebetulan saya menemukan video Cak Nun yang sedikit menyinggung soal personal branding. Pada intinya menurut beliau, kalau mau berbuat baik ya berbuat baik saja. Nggak perlu personal branding segala. Karena jika kita menikmati perbuatan baik, toh eksistensi kita terjamin. Kurang lebih begitu lah maksudnya.
Lalu dalam salah satu buku beliau yang berjud Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem, beliau menyampaikan bahwa hidup itu harus bisa saling melayani sebagai sesama manusia.
Semakin kita melayani, kreativitas kita akan meningkat. Maka eksistensi kita akan terjamin. Namun eksistensi bukan menjadi tujuan utama.
Kemudian saya teringat juga dengan cerita tentang pelajaran yang diberikan oleh Syamsu Tabriz kepada Jalaluddin Rumi. Inti ceritanya bahwa Syamsu Tabriz ingin memberikan pelajaran kepada Rumi bahwa yang namanya status, nama baik dan sejenisnya tidak perlu dibanggakan. Kita mau jadi ulama, sufi, atau apapun pasti tetap saja ada yang nggak suka. Jika kita melakukan kesalahan yang sangat kecil, orang yang membenci kita akan tetap melihatnya sebagai masalah besar.
Apa hubungannya cerita tersebut dengan personal branding?
Jadi begini, yang namanya personal branding itu kan adalah bagaimana kita menunjukkan citra diri kita. Hal ini tentunya berkaitan dengan status diri. Yang menjadi pertanyaan, apakah citra diri itu hal yang esensial dalam kehidupan?
Karena sekuat apapun kita mencoba mempertahanakan personal branding kita, tapi dalam kehidupan ini pasti ada aja yang nggak suka sama kita.
Selain itu, yang namanya manusia kan punya nafsu ya. Nafsu jika tidak dikelola dengan baik bisa mendzalimi diri sendiri. Sehingga jika suatu ketika kita sedang di atas awan, lalu kita menjadi sombong, pada akhirnya kita akan jatuh juga. Otomatis hal ini akan mempengaruhi citra diri kita juga kan?
Selain itu, yang namanya manusia kan punya nafsu ya. Nafsu jika tidak dikelola dengan baik bisa mendzalimi diri sendiri. Sehingga jika suatu ketika kita sedang di atas awan, lalu kita menjadi sombong, pada akhirnya kita akan jatuh juga. Otomatis hal ini akan mempengaruhi citra diri kita juga kan?
Personal branding belum tentu bertahan, namun yang abadi adalah nilai diri.
Sehingga, apakah personal branding itu penting?
Saya secara pribadi nggak bisa mengatakannya penting atau tidak. Namun jika hal tersebut bukan menjadi hal yang esensial, ya nggak usah diperjuangin mati-matian. Saya lebih setuju dengan pernyataan Cak Nun, kalau mau berbuat baik ya berbuat baik saja. Nikmati perbuatan baik tersebut sehingga kita sebagai manusia bisa memiliki nilai.
Pada dasarnya performa dari personal branding adalah efek dari perbuatan kita. Semisal kita adalah seorang pedagang.
Apa sih yang paling diutamakan sebagai seorang pedagang?
Kejujuran?
Keramahan kepada pelanggan?
Kualitas barang?
Jika hal-hal yang paling esensial dalam berdagang adalah ketiga hal tersebut, maka yang harus kita pertahankan ya yang esensial itu. Karena hal yang esensial akan mempengaruhi nilai diri kita. Tentu efeknya juga akan berpengaruh pada performa personal branding kita.
Sekalipun ada kompetitor yang mencoba menjatuhkan, namun selama kita mempertahankan kejujuran, keramahan dan kualitas barang, insyaa Allah customer nggak akan meninggalkan sih. Karena kita menjaga nilai-nilai baik sebagai pedagang.
Gitu nggak sih?
Tapi kalau misalkan nih, kita udah jadi pedagang yang sukses, penjualan melejit, customer makin banyak. Namun karena kesombongan merajai, sehingga mempengaruhi kejujuran kita. Kemudian kejujuran kita merosot dan mempengaruhi kualitas barang dan pelayanan ke customer. Pada akhirnya customer bakalan lari juga. Sehingga personal brandingnya jadi jeblok.
Atau kita melihat contoh paling nyata yaitu Rasulullah. Beliau sendiri tidak pernah membangun personal brandingnya. Namun hingga detik ini, beliau masih dikenang, dipelajari dan dijadikan tauladan. Tentunya hal tersebut bukan karena personal brandingnya, melainkan nilai-nilai yang beliau bawa dan masih eksis sampai detik ini dan selamanya.
Maka menurut saya, yang paling penting untuk kita lakukan adalah mempertahankan nilai diri kita dan meningkatkannya. Performa personal branding yang melejit, misalkan, adalah bonus saja.
Tapi jika Anda beranggapan personal branding itu perlu ya nggak apa-apa kok. Selama hal tersebut membuat Anda semakin dekat dengan Allah, selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah. Insyaa Allah jadi lebih berkah ya.
Allahualam bishawab...
Allahualam bishawab...
Sehingga yuk kita gali apa yang paling esensial dari profesi, atau dari apa yang kita jalani sehari-harinya. Tentu tujuannya adalah untuk meraih ridho Allah, menebar rahmat yang sudah Allah titip ke kita. Semoga bisa menjadi berkah bagi seluruh alam.
Btw, tulisan ini hanyalah persepsi saya pribadi soal personal branding. Tentunya kebenarannya hanya pada ranah saya sendiri. Kalau saya keliru, silakan ditegur yak.
Post a Comment
Post a Comment