Entah kenapa selepas subuh tadi saya teringat dengan sebuah kisah lucu di masa lalu. Tepatnya ketika saya SMA.
Ceritanya waktu itu saya dengan seorang teman saya sholat -entah dzuhur atau ashar, saya lupa- di mushola sekolah. Kebetulan waktu itu mushola nya udah sepi.
Terus setelah selesai sholat, belum juga berdo'a, teman saya bilang gini, "Me, besok kalau saya nikah sama Aa' kayaknya saya mau gaunnya kayak begini-begini (mendeskripsikan imajinasinya tentang gaun pernikahan)". Sontak saya langsung tertawa terbahak-bahak dengan ceritanya tersebut 🤣.
Ya Allah, padahal masih SMA, lulus juga belum. Ujug-ujug ngomongin nikah. Habis sholat, belum dzikir atau do'a 🤣.
Mungkin kalau diceritain melalui tulisan gini biasa aja. Tapi saya yang mengalami langsung tentunya menganggap kejadian itu lucu banget. Bahkan jika saya ingat-ingat lagi sampai sekarang ya tetap lucu 🤣.
Tentunya si teman saya itu sekarang udah menikah. Tapi nikahnya bukan sama si Aa' yang dia maksud. Melainkan dia nikah dengan kakak tingkat yang pas sekolah nggak saling kenal 🤣. Kenalnya malah jauh setelah lulus sekolah 😅.
Jodoh memang ada-ada saja ya.
Dari mengenang momen tersebut mengingatkan saya betapa pentingnya menabung kenangan indah. Karena kenangan indah itu yang bisa jadi akan menjadi pelipur lara di masa depan.
Soalnya pas saya tetiba keinget momen tersebut, pas banget ketika suasana hati saya lagi nggak ngenaki 😅. Entah ya akhir-akhir ini saya sedang mengalami roller coaster emosi 😂. Terus ketika tetiba saya terkenang momen tersebut, hati saya langsung jadi adem dan pikiran saya nggak sekusut sebelumnya.
Dari momen mengingat kenangan indah masa lalu, pikiran saya kemudian membawa saya ke buku yang pernah saya baca. Judulnya Good Childhood Memories yang ditulis oleh Mbak Damar Aisyah.
Dalam bukunya Mbak Damar Aisyah bercerita tentang pengasuhan yang beliau terapkan ke anak-anaknya. Sekaligus beliau juga menjembrengkan urgensi dari menabung kenangan indah untuk anak.
Terus kebetulan juga saat ini saya sedang membaca buku yang berjudul The Whole-Brain Child. Dalam salah satu paragraf dituliskan bahwa cara agar otak anak dapat berkembang dengan baik adalah dengan memberikannya banyak pengalaman.
Rasanya menabung kenangan indah ini perlu dilakukan di sepanjang hidup kita, nggak hanya saat kanak-kanak saja. Seperti yang sudah saya katakan, bisa saja kenangan indah tersebut menjadi pelipur lara di masa depan atau mungkin hanya sekedar hiburan disaat senggang dengan mengenangnya.
Karena tentunya dalam perjalanan kehidupan kita sebagai manusia di dunia nggak akan pernah mulus. Akan ada beragam "rupa jalan" yang akan kita lalui. Entah itu terjal, berkelok-kelok, bolong-bolong, berbatu, licin, menanjak, atau lainnya. Sehingga menabung kenangan indah ini menjadi salah satu cara agar kita mampu survive saat berada pada momen yang nggak enak atau mungkin ketika kita beristirahat sejenak saat melepas penat.
Allah tuh emang benar-benar baik banget ya. Manusia dipasangin memori di otaknya untuk menyimpan segala kejadian yang pernah dialami. Tentunya akan lebih baik jika kita menyimpan yang baik-baik saja dan bila perlu memperbanyak kenangan baik, indah dan bermakna.
Walaupun pada kenyataannya melupakan kejadian yang nggak enak itu nggak gampang 😂. Tapi mengenang kejadian yang indah dan lucu juga menyenangkan sekali 🤣.
Jadi keidean, besok-besok pas lagi mumet saya mau recall kenangan lucu masa lalu aja dah. Sepertinya banyak banget. Terutama saat ngekos di Malang 🤣.
Hmm, bhaiquelah~
Post a Comment
Post a Comment