Halo, mamaks semua. Sudah pada makan belooom? Kalau belum segera makan ya. Karena mamak butuh energi yang cukup untuk menghadapi hari-hari yang bikin body jadi tugel-tugel 🤣.
Ngomong-ngomong soal dunia perpopokan, mamaks termasuk tim pospak alias popok sekali pakai atau tim clodi nih?
Kalau saya sih tim campur sari alias kadang pakai clodi, kadang pakai pospak. Tapi sudah sebulan ini saya lebih banyak pakein Hening clodi. Paling pakai pospak pas dia mau tidur aja. Hihi. Mayan buk, hemat. Hahaha.
Teringat pas awal lahiran dulu di 3 minggu pertama, Hening masih saya pakaikan popok kain biasa. Tau kan popok kain yang ada talinya itu. Wkwk. Terus lama-lama saya overwhelmed dengan situasi yang mana Hening bolak balik pipis dan pup. Tentu kalau udah begitu yang diganti nggak cuma popoknya doang, ya kadang bajunya juga, bedongnya, bahkan bisa aja sarung kakinya 🤣.
Untung yang jadi bagian cuci baju di rumah ini bukan saya, tapi suami saya. Mayan legrek juga doi karena cuciannya lebih banyak dan lebih sering. Tapi insyaa Allah jadi pahala ya, pak.
Setelah itu saya menyerah dengan popok kain. Akhirnya saya memutuskan pakai pospak aja. Demi kewarasan diri. Eh tapi lama-lama kok pakai pospak jadi makin miris ya lihatnya. Sampah yang dititip ke truk sampah jadi makin banyak. Nah lhoo galau lagi kan 😂. Selain itu juga ternyata pengeluaran untuk beli pospak jika dihitung mayan buat beli antam ya. Wkkwkwk. Akhirnya saya berselancar mencari clodi yang ramah di kantong.
Tapi saya baru benar-benar pakai clodi lebih sering saat Hening udah usia 4 bulan 😂. Nggak telat-telat amat lah yaa. Heuheu~
Kenapa Perlu Menggunakan Clodi?
Dok. Pribadi |
Bagi saya menggunakan clodi bukan sebuah keharusan ya. Tergantung prioritas setiap orang aja. Karena pakai clodi juga sesuatu yang menantang. Haha
Namun bagi saya pribadi, untuk saya pribadi lho ya, pakai clodi perlu banget. Selain menghemat secara ekonomi juga untuk menjaga kelestarian alam. Walaupun saya jujur aja sih nggak yang full clodi. Masih tetap menggunakan pospak pada kondisi tertentu. Namun setidaknya sudah mulai saya kurangi penggunaannya.
Karena kita tahu lah ya sampah pospak sulit untuk diurai oleh alam. Sehingga jumlah yang terbuang makin menumpuk di TPA dan bahkan mencemari perairan juga. Makanya saya mulai mengurangi penggunaan pospak dan beralih ke clodi. Karena saat ini saya masih baru tahap mengurangi pembuangan sampah anorganik. Belum sampai yang total mencegah. Huhu.
Saya jadi teringat saat sering survey ke kampung nelayan di Sukolilo, Surabaya. Ibu-ibu disana sebenarnya menyayangkan banyaknya sampah yang tertangkap saat melaut oleh para nelayan, terutama sampah pospak. Karena laut yang mulai tercemar, hasil melaut pun berkurang banget jika dibandingkan dengan dulu.
Kalau denger cerita begini mah jadi sedih ya. Makanya sejak nikah saya mulai berusaha mengurangi pembuangan sampah anorganik. Terutama sampah pospak. Semoga aja bisa full tanpa pospak nantinya. Hihi.
Yah lumayan banget nih sejak rajin pakai clodi, penggunaan pospak makin berkurang. Kalau biasanya 2 minggu sekali saya beli 2 bungkus gede ukuran M isi 40 biji, yang artinya saya menghabiskan 4 bungkus gede pospak per bulan. Wah, mayan banyak ya. Kalau sekarang 1 bungkus gede buat 2 minggu. Lumayan lumayan. Semoga nanti makin berkurang. Hihi
Tantangan Berclodi
Dok. Pribadi |
Bagi saya pribadi, memutuskan untuk menggunakan clodi untuk Hening tentu amat menantang ya. Meskipun saya hanya full time housewife yang nggak punya kerjaan sampingan. Namun membagi energi, pikiran, dan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan domestik, mengurus anak, suami dan diri sendiri, serta mengaktualisasikan diri melalui hobi ternyata nggak mudah. Ketambahan mau nyuci clodi, manual pula, waawww. Wkwkwk.
Ya, walaupun tentu suami saya ikutan mengerjakan pekerjaan domestik seperti cuci baju dan juga mengurus anak, tapi teteup lah 24 jam bagi saya nggak cukup. Walaupun sekedar nyuci clodi doang, tapi gitu-gitu juga butuh tenaga cuy. Apalagi kalau pup nya tengah malam. Wkwkwk.
Namun akhirnya saya menyadari bahwa ternyata yang namanya menjaga itu selalu butuh usaha lebih. Ya kayak pakai clodi kan menjadi salah satu ikhtiar untuk menjaga kelestarian bumi.
Oleh karenanya tantangan paling besar bagi saya dalam berclodi adalah menjaga niat dan semangat. Karena kalau mulai goyah, bisa putus asa untuk berclodi 😅. Selain itu yang saya jadikan motivasi juga adalah anak masih satu aja kalo, pasti bisalah berclodi. Bismillah 😂.
(Tentu ini saya yaaa. Ini hanya untuk saya pribadi. Tentu kondisi setiap mamak berbeda 😘 ).
Karena pada awal berclodi saya juga sempat overwhelmed tuh. Kayak berasa capek aja gitu mau nyuci clodi. Belum lagi kalau pup. Heol, rasanya energi keduluan habis sebelum mencuci 🤣 #lebay.
Bersihin nodanya itu lho, Boend. Butuh tenaga ekstra. Wkwkkw. Tau sendiri kan noda kuningnya susah sekali hilang. Walau udah mengeluarkan energi besar untuk mencuci noda kuningnya, teteup aja masih ada.
Tapi tenang, Boend. Biarkan sinar matahari yang akan menyamarkan noda kuningnya 🤣 .
Namun setiap kali saya melihat tumpukan pospak yang berakhir di tempat sampah, menggerakkan saya untuk kembali berclodi.
Akhirnya ketika Hening menuju usia 4 bulan, saya mulai cari-cari merk clodi yang cocok. Baik cocok secara harga maupun cocok secara kebutuhan. Haha. (Insyaa Allah, nanti saya akan review merk clodi yang saya gunakan). Karena awalnya saya hanya punya 4 clodi. Tentu kurang ya, Boend. Kemudian saya beli lagi yang model celana dari 2 merek berbeda. Hingga saat ini saya punya 10 clodi untuk Hening.
Tantangan lainnya adalah menjaga kualitas clodi, jika ingin clodinya awet.
Jangan kira pakai clodi tinggal cuci gitu aja. Ya nggak dong, Boend! Pakai clodi tuh nggak boleh dicuci pakai sembarangan detergent. Detergent nya kudu pakai yang NO SLS, NO pewangi, dan NO pemutih. Karena hal-hal tersebut dapat mengurangi kualitas clodi, terutama insert nya.
Itu lho, insert clodi itu yang bagian nyerap pipisnya. Heuheu~
Terus pas jemur juga sebenarnya ada aturannya sih biar nggak melar. Tapi saya pribadi jemur sesuai kondisi jemuran aja. Biar nggak stres.
Selain itu juga insert clodi nya perlu distripping tiap bulan untuk menghilangkan bau pesingnya. Karena namanya juga kain yang bolak balik kena pipis, meski selalu dicuci pasti ninggalin bau pesing jika sering di pakai.
Nah, stripping ini juga menjaga kualitas clodi agar penyerapannya maksimal. Gituu~
Tantangan selanjutnya adalah cuaca.
Mungkin nggak semua mamaks tahu komponen clodi (etdah, sok tempe deh saya kayak paling tahu aja). Bahwa clodi terdiri dari 2 bagian yaitu insert dan cover. Nah insert ini kain yang kayak handuk itu, yang bagian nyerap pipis. Sedangkan covernya adalah pelapisnya.
Dok. Pribadi |
Kalau pas musim kemarau, apalagi kayak Sidoarjo yang pas siang panas metingting. Nyuci clodi mungkin sehari semalam bisa kering. Namun tidak saat musim penghujan. Covernya mungkin aja udah kering, tapi tidak dengan insertnya. Karena insert ini kan tebal, bahkan sampai 3-4 layer. Jadi keringnya lebih lama.
Makanya pada beberapa orang beli insert lebih. Itu kalau insert nya terpisah dari covernya. Kalau insert nya menyatu dengan covernya, ya tentu kudu nunggu kering si insert dulu 😂.
Oleh karenanya saya kalau pakai clodi mesti cuci-kering-pakai. Kalau pas habis ya pakai pospak 😂. Kalau mau full clodi biasanya disarankan untuk stok clodi hingga 16 biji. Waahh~
Setelah saya baca ulang, kok cerita pengalaman berclodi ini jadi cenderung nakut-nakutin ya 🤣.
Nggak kok, Maks. Nggak.
Pada dasarnya mau berclodi atau berpospak itu sih pilihan tiap orang ya. Terserah aja enaknya gimana. Namun tentu tiap pilihan ada konsekuensinya sendiri-sendiri yang mana tiap konsekuensi yang ditimbulkan sama-sama ada sisi berat dan sisi enaknya masing-masing.
So, Mamaks tinggal pilih aja deh mau berclodi atau berpospak?
Choose the best for your baby and surely for your mental health as well ❤. Jangan sampai berclodi atau pun berpospak bikin stres ya, Maks ❤.
Post a Comment
Post a Comment