Sejak Hening memasuki usia 9 bulan, saya sudah mulai memperkenalkan pada Hening makanan yang teksturnya lebih kasar. Makanannya sudah nggak disaring lagi. Melainkan nasi lembek yang lauk dan sayurnya saya cincang.
Ketika pertama kali saya berikan makanan tekstur kasar, makanan tersebut habis. Bener-bener habis nggak ada sisanya. Tapi mencengangkannya (Etdah! Rada dramatis dikit) , dia cuma menghabiskan makan tekstur kasar hanya di hari itu saja. Hari-hari berikutnya dia hanya makan beberapa suap saja. Bahkan seringkali kalau pagi hari dia nggak mau mangap sama sekali. Udah gitu kadang makannya hanya sesuap dua suap π
Makannya Hening yang sangat tidak estetis π€£ |
Gimana coba makan model begitu? Apa nggak bikin saya stresπ€£.
Saya sudah mencoba untuk bikinkan lauk yang berbumbu kayak kare ayam gitu. Makan lahap di awal, kemudian dia mingkem semingkem-mingkemnya. Terus balik lagi ke makanan non bumbu, ya sami mawon π
Mungkin Hening kayak gitu karena dia sedang belajar dengan tekstur baru yang masuk ke mulutnya. Karena biasanya dia kan makan bubur yang disaring, tinggal lep dan nggak banyak ngunyah.
Eh tapi kalau dikasih makan buah dia seneng banget. Dia bakalan mangap dengan suka rela ππ.
Akan tetapi saya pribadi menganggap Hening yang seringkali menolak untuk makan atau makan hanya beberapa suap sebagai tanda dia sedang naik level dalam proses makannya. Ya, nggak apa-apa sih. Namanya juga dia sedang belajar lagi mengenali sesuatu hal baru yang masuk ke mulutnya. Heuheu~
Walaupun sebenarnya hati saya kempat kempooott dan ingin menangis karena makannya hanya sedikit.
Saya berusaha banget nggak menganggap dia susah makan, melainkan dia sedang naik level. Walaupun berpikir positif tuh, hmmm, nggak mudah bagi manusia macam saya π€£. Taulah ya saya kan orangnya insecure bin mudah negative thinking π.
Tapi saya pribadi meyakini bahwa setiap anak pasti akan lahap pada waktunya. Insyaa Allah~
*********
Makan kudu ada mainan biar anteng. Walau sebenarnya hal ini menyalahi feeding rules π |
Pada awalnya saya bener-bener stres karena dia makannya nggak sesuai porsi yang disarankan. Apalagi beberapa bulan lalu berat badannya naiknya dikiiiittt banget. Udah gitu pernah juga berat badannya turun, meski sedikit. Hal semacam ini bikin saya jadi ambisius dalam memberikannya makan.
Namun pada akhirnya saya belajar untuk berdamai dengan timbangan dan menerima keadaan. Apalagi setelah posyandu bulan ini menunjukkan berat badannya yang menurut saya sudah cukup ideal. Alhamdulillah ❤. Lumayan lega setelah tahu berat badannya ada peningkatan. Saya semakin berdamai dengan timbangan bayi π€£.
Ketika Hening hanya makan beberapa suap, sedangkan dia tidak menunjukkan tanda-tanda ngantuk, saya menganggap penolakannya karena dia sudah kenyang. Saya berprasangka baik, mungkin saja Hening sudah mulai belajar untuk mengetahui rasa kenyangnya. Ya walaupun saya nggak ngerti juga alasan sebenarnya. Lha wong dia masih bayi π€£.
Tapi ya berprasangka baik nggak ada salahnya ya, buibuk.
********
Sambil makan sambil tarik-tarik buku |
Selain itu ya, hal yang bikin agak pening adalah tingkah polahnya.
Sejak Hening bisa duduk tegak, Hening sudah nggak mau didudukkan di kursi makannya. Dia maunya duduk bareng sama saya dan Dana.
Terus setelah dia bisa merangkak, ngasi makannya makin penuh tantangan. Karena dia mesti merangkak kesana kemari. Tarik-tarik buku dan mainannya di rak. Jadilah kalau nyuapin dia kudu ngikuti kemana dia pergi.
Ya saya juga tau sih itu nggak baik. Tapi masalahnya saat ini saya berhadapan dengan manusia yang sedang excited dengan kemampuan barunya dan sedang excited untuk bereksplorasi π. Pikir saya ya nggak apa-apa lah, nanti dia pasti bakalan bisa duduk anteng saat makan π.
Saya juga tahu sih harusnya saya melatihnya untuk makan dalam keadaan duduk anteng dengan cara memberikannya finger food. Selain untuk memperkenalkannya adab makan, juga untuk melatih konsentrasinya. Karena bagaimanapun anak bayi kan butuh konsentrasi ya untuk makan.
Tapi saya pribadi belum siap dengan suasana berantakan yang akan timbul. Belum lagi belepotannya yang sana sini yang kudu dibersihkan. Jadilah saya mengikuti cara saya sendiri aja dalam memberikannya makan dan menghempas teori-teori yang sudah dipelajari π. Insyaa Allah, akan ada masanya juga dia duduk anteng saat makan π
********
Urusan makan ini memang bukan perkara sepele. Karena korelasinya banyak banget. Ya soal nutrisi, berat badan, soal adab makan, soal oromotor yang berpengaruh pada kemampuan berbicaranya nanti, kemampuannya mengunyah makanan keras nantinya, dan lain sebagainya.
Kalau melihat hal ini semuanya rasanya tuh stres gitu. Tapi gimana ya, kalau anaknya hanya mau makan sedikit, masak saya paksa. Kalau dia nggak mau makan sama sekali, masak saya mau paksa juga.
Makanya kalau Hening makannya nggak sesuai porsi, saya kasih dia ngASI lebih banyak. Walaupun seharusnya, menurut teori, bahwa umur 9 bulan gini perbandingan minum ASI dan makannya 50:50. Tapi realitanya ya gitu deh.
Oleh karenanya saya berpikir saya nggak perlu ngoyo untuk memberinya makan banyak. Karena yang penting adalah makanan yang dia makan adalah makanan homemade, no gula garam. Lalu setidaknya dia mau makan, meski hanya beberapa suap. Serta yang nggak kalah penting dia tetap sehat, aktif, ceria dan berat badannya meningkat.
Hmm, ya demikianlah curhatan MamaMia yang sungguh sangat tidak terstruktur sama sekali penulisannya. Ya, nggak apa-apa asalkan dituangkan biar nggak jadi sampah pikiran.
Untuk mamak-mamak yang sedang berjuang soal MPASI, semangat ya. Kamu nggak sendiri. Feed your baby with love, biar pas makan anaknya happy, emaknya juga happy. Tapi ekspektasi jangan ketinggian biar mamak nggak puyeng. Tenang aja, anak akan lahap pada waktunya. Okeee. Semangaaatt!!!!
*******
Post a Comment
Post a Comment