Waktu terasa cepat sekali berlalu. Rasa-rasanya baru kemarin 1 Januari 2022. Eh, sekarang udah ganti tahun aja 🥲. Selama 2022 kemarin saya struggling banget dengan emosi saya yang kayak roller coaster. Bikin pusing sekaligus mual 😂. Tapi alhamdulillah bisa terlewati meski tertatih dan terseok 😂
Mengawali tahun 2023 ini, saya mau nulis yang ringan-ringan saja dulu. Anggap saja pemanasan setelah sekian minggu meliburkan diri dari kegiatan tulis menulis setelah mengumpulkan skripsi KLIP.
Tulisan pertama ini juga sekaligus jadi aliran rasa pasca mengikuti pelatihan Bengkel Bunda. Harusnya sih deadline akhir Desember kemarin. Tapi karena saya emang kadang ndablek ya, pingin menghabiskan waktu liburan dengan santai dan dengan kegiatan ringan no mikir berat 🤣🤣🤣.
Iya, jadi ceritanya menjelang akhir 2022 kemarin saya ikutan pelatihan Bengkel Bunda (selanjutnya disingkat BB). Karena saya sering merasa nggak berdaya, useless, overthinking, insecure dan mudah emosi. Kebetulan aja nih flyernya seliweran di story WA, jadilah saya langsung cuss daftar aja. Siapa tau jadi wasilah agar hati dan pikiran bisa lebih tenang dan lebih lapang dada yes.
Nah, Bengkel Bunda sendiri adalah komunitas yang bergerak untuk mengajak perempuan agar percaya diri. No minder-minder klub. Intinya begitu.
Terus nih pas selama pelatihan kan diminta untuk menekuni 1 aktivitas biar rasa percaya dirinya tumbuh gitu lho. Lalu saya pilih aktivitas beberesan. Karena bagi saya aktivitas tersebut adalah me time banget.
Pada awal menjalankan tantangannya sih terasa biasa saja. Kayak gini-gini aja, sama seperti yang biasa saya lakukan di keseharian. Namun akhirnya ketika beberesan, saya sembari memaknai juga apa yang sedang saya lakukan. Ciyeeee. Hingga akhirnya saya menyadari bahwa ternyata saya tuh jarang banget mengapresiasi diri saya. Makanya dah tuh saya jadi sering merasa insecure, overthinking, useless, dan tidak berdaya.
Sejak saat itu saya mulai perlahan untuk mengapresiasi diri saya. Mengingatkan diri saya bahwa apa yang saya lakukan ini bukanlah hal yang sia-sia. Meski nampak kecil, tidak menghasilkan secara materi, namun jika disyukuri insyaa Allah akan menjadi berkah. Nggak apa-apa kalau dianggap pengangguran ataupun nggak sukses sama orang hanya karena memilih untuk full time di rumah mengurus anak dan suami. Lagian ngurus anak dan suami juga tugas mulia kok 😘.
Alhamdulillah sekarang udah mulai bisa agak lega hati dan pikiran. Walaupun tentu kadang masih dihampiri rasa overthinking dan insecure. Tapi nggak seintens sebelumnya.
Oh ya, terus di akhir sesi pelatihan, teh Dian menyampaikan tentang cookie jar yang dipopulerkan oleh David Goggins. Secara filosofis, cookie jar ini semacam tempat untuk meletakkan pencapaian dan kegagalan yang pernah dilalui. Dengan melihat pencapaian itu, kayak jadi penambah semangat dalam menjalani hari. Sedangkan ketika mengambil failure cookie, kayak jadi pengingat untuk tidak menyerah. Seolah-olah si failure cookie ini berkata,"Emang mau gagal lagi kayak gitu?". Kurang lebih begitu.
Cookir jar ala-ala dari toples bekas kue kacang 😂✌ |
Eh, tapi namanya saya yaa. Seringkali break the rules 🤣✌. Cookie jar saya berisi pencapaian-pencapaian kecil yang saya lakukan dikeseharian. Karena saya merasa, mengisi cookie jar dengan pencapaian kayak jadi pembuktian bagi diri saya bahwa saya nggak malas kok. Saya lho sudah melakukan sesuatu yang baik. Gituu~
Saya bikin cookie jar pake toples bekas kue kacang. Ketimbang toplesnya nganggur ya, sis. Mending dimanfaatkan agar toplesnya merasa berdaya 🤣.
Membuat cookie jar ini jadi penambah semangat saya dalam menjalani hari dan juga membantu saya untuk lebih rajin mengapresiasi diri. Alhamdulillah~
Ya sudah begitu dulu aliran rasa saya yang nggak singkat amat.
Semoga 2023 semakin membuat kita jadi pribadi yang bijaksana dan bersyukur ❤
Post a Comment
Post a Comment