Hal yang bikin excited untuk mudik tahun ini adalah kami mudik ke Lombok menggunakan kapal 😍. Mungkin bagi sebagian orang, mudik naik kapal biasa aja ya. Namun tidak dengan saya. Karena hal ini adalah pengalaman pertama saya mudik naik kapal bersama Hening.
Pengalaman pertama tentang apapun setelah menjadi orang tua memang selalu mengesankan ya. Hhi
Walau sebenarnya saya juga ada rasa khawatir Hening bakalan nggak nyaman di kapal. Gimana tidurnya? Gimana makannya? Gimana toilet training nya? Secara gitu perjalanan Surabaya - Lombok memakan waktu sekitar 20 - 21 jam. Xixixi
Tapi kalau kebanyakan khawatir takutnya saya jadi sutris. Wkwkwkwk. Jadi ya sudahlah bismillah aja ya. Kan ada Allah yang sudah mengatur, pasti bakalan ada kemudahan yang akan diberi, pikir saya, sok bijaksini. Hihi
Namun qodarullah H-1 keberangkatan, Hening agak batuk dikit. Sebenarnya hal ini juga menambah rasa khawatir. Ya, tau sendiri anak kalau sudah batuk bakalan ngaruh ke kesehatan ataupun makannya kan. Meski demikian saya berusaha banget buat ngejaga pikiran saya yang gampang overthinking ini. Hahaha.
Yasudah, kita lanjutkeun ceritanya~
Sekilas Tentang KM Kirana VII
📸 Mamas Dana |
Ternyata kapal Kirana VII ini baru beroperasi bulan Januari 2022. Baru setahun setengah ini melayani pelayaran PP Surabaya - Lombok. Harga tiket cukup terjangkau dengan kondisi kapal yang cukup baik.
Pelayaran dari Lombok ke Surabaya biasanya setiap tanggal genap dengan waktu keberangkatan sekitar pukul 16.00 WITA. Sedangkan dari Surabaya ke Lombok setiap tanggal ganjil dengan jam keberangkatan pukul 13.00 WIB.
Bagaimana Cara Memesan Tiketnya?
Karena jaman jigeum sudah canggih dan bikin kita nggak perlu pesan dengan mendatangi kantornya. Tinggal buka hp terus pesan tiketnya secara online melalui website resmi Dharma Lautan Utama. Selain itu bisa juga download aplikasinya di Appstore dengan nama DLU ferry.
Terus nanti tinggal pesan saja langsung tiketnya. Tapi jangan lupa ya, kalau kamu berangkatnya naik kendaraan, maka jenis tiket yang dipilih adalah penumpang dan kendaraan. Tapi kalau ga bawa kendaraan, cukup klik jenis tiket penumpang.
Nanti tuh bakalan muncul jadwal yang tertera + jenis kapal + kelas yang masih tersedia + harganya. Kalau kemarin saya dapat harga 170ribuan untuk tiket dewasa. Sedangkan Hening kena harga 40ribuan.
Murah ya?
Ya iyalah, saya dapatnya tiket ekonomi duduk. Karena pesannya mepet dengan tanggal keberangkatan. Tapi pikir saya nggak apa-apalah yang penting mudik. Karena harga tiket pesawat melambung terlalu tinggi. Mending naik kapal aja lah yang murah meriah. Wkwkwk.
Gampang banget kan cara pesannya?
Oh ya, harga segitu sudah termasuk makan 2x ya. Lumayan lah ketimbang nggak dapat makan meski makanan di kapal ya begitulah 🤣🙏.
Oh ya, untuk pembayarannya juga mudah banget kok. Ada banyak pilihannya, walau sebenarnya saya lupa bank apa aja yang tersedia. Wkwk. Maap 🙏. Kalau saya kemarin bayar melalui virtual account bang BeNI.
Apa Aja Nih Fasilitas KM Kirana VII?
📸 by Mamas Dana |
Kalau saya boleh membandingkan antara KM Kirana VII dengan kapal yang pertama kali menyediakan pelayaran Surabaya - Lembar. Sudah pasti KM Kirana VII jauh jauh JAUUUUUUHHH lebih enak laaahh. Sumpah jauh banget bedanya, bumi dan langit 🤣.
Kelas VIP 📸 web DLU |
Karena oh karena kalau KM Kirana VII menyediakan beberapa kelas seperti VIP, ekonomi tidur dan ekonomi duduk. Namun sayangnya VIP di kapal ini bukan kamar-kamar ada kasurnya gitu, melainkan berupa kursi tapi kursinya jauh lebih nyaman dibanding ekonomi duduk. Selain itu isinya juga sedikit dan viewnya lebih asoy dibanding yang ekonomi. Sayangnya lagi, kuota untuk kelas VIP dikit banget. Jadi kudu cepet-cepetan kalau mau dapat kursi VIP. Hihi
Kelas Ekonomi Tidur 📸 Tribun Lombok |
Kalau ekonomi tidur, saya pribadi kurang sreg gitu. Apalagi kalau bawa anak kecil, terus dapet kasurnya yang di atas. Nggak kebayang rempongnya kalau mau naik turun. Udah gitu juga ruang ekonomi tidur berasa sempit menurut saya. Ini menurut saya lho ya.
Kelas Ekonomi Duduk 📸 dok. Pribadi |
Sedangkan yang ekonomi duduk, kursinya cukup nyaman kok. Setiap penumpang mendapatkan kursi, sekalipun bayi. Sehingga nggak perlu khawatir nggak kedapatan tempat. Beda dengan kapal yang dulu itu, yang tidurnya kayak ikan pindang 🤣🤣🙏.
Kafetari 📸 Pikiran Rakyat |
Terus di kapal ini juga disediakan kafetaria yang menjual makanan ringan dan minum kemasan. Semisal bawa pop mie sendiri dari rumah, bisa juga beli air nya di kafetaria itu. Ada tempat duduk-duduknya juga kok. Sehingga kalau pingin nyantai bisa disitu.
Ruang Laktasi 📸 dok. Pribadi |
Lalu ada juga ruang laktasi + kamar mandi. Enaknya lagi ruangannya ber AC terus disediakan air panas juga kalau ada yang mau bikin susu. Sebenarnya ada wastafel juga, sayangnya nggak fungsional alias rusak. Karena ruangannya sangat tini-wini-biti, posisi sofanya notok jedok pintu kamar mandi. Alhasil kalau mau keluar masuk kamar mandi kudu melangkahi sofa 🤣.
Tapi nggak apa-apa, ruangannya tetap nyaman kok.
Selain itu juga kamar mandinya lumayan bersih, ada 5 kamar mandi kalau nggak salah. Masing-masing kamar mandi ada showernya. Jadi enak banget nih kalau ada yang mau mandi. Hhi. Ada juga kamar mandi bagi penyandang disabilitas. Tapi sayang di kamar mandi nggak ada wastafelnya. Hho
Di lantai 3 juga disediakan musholla. Tempatnya lumayan gede dan juga bersih. Ada tempat wudhunya juga. Namun karena waktu keberangkatan saya sedang berhalangan, jadinya ga sempat masuk ke musholla nya. Ya, biasalah tamu bulanan. Hhi
Playground 📸 Detik Travel |
Nah, ada 1 hal yang menurut saya pribadi cukup disayangkan adalah peletakan playground di deck kapal. Tau sendiri dong kalau sudah paling atas, anginnya sekencang apa. Ya mana berani saya ajakin Hening main di playground dengan angin sekencang itu 😅😅. Udah gitu pas jalan aja berasa diterbangin angin kok 🤣.
Tapi di decknya ada banyak tempat untuk bersantai. Nyaman sih sebenarnya, cuma anginnya itu lhoo yang nggak nguati 🤣. Takut masuk angin juga saya. Arap maklum bodi jompo ya begitulah 🤣🙏.
Terus ada 1 fasilitas lagi yang menurut saya paling tidak bisa saya nikmati yaitu fasilitas hiburan dengan menghadirkan biduan 😩. Mana posisi panggungnya ada di ruang ekonomi duduk pula.
Ya, sebenarnya nggak masalah amat sih asalkan 1x aja manggungnya. Lha ini manggung 2x di jam 3 - 5 sore dan jam 8 - 10 malam. Jam malamnya ini lho yang ganggu banget. Mana suaranya kenceng banget. Apalagi saat itu ada banyak anak kecil yang butuh tidur, termasuk Hening. Alhasil saya pergi ngungsi ke ruang laktasi biar Hening bisa tidur dengan nyenyak.
Tapi untungnya mereka cuma nyanyi aja. Nggak pake joget. Karena tau sendiri dong ya namanya lagu dangdutan mah, jogetannya ya begitu itu 😅.
Maap ya mbak-mbak biduan. Saya nggak bisa menikmati nyanyian kalian.
Oh ya, biasanya kalau ada sunrise dan sunset, bagian informasi pasti memberikan pengumuman. Biar para penumpang bisa menikmati pemandangan indah selama perjalanan. Sayangnya kemarin nggak ada lumba-lumba yang muncul ketika melewati pantai Lovina. Tapi nggak apa-apa, yang penting mah keindahan alam yang bisa dinikmati, lumayan bikin seger mata dan pikiran. Hhi
Bagaimana Hening Selama Perjalanan? Aman?
Alhamdulillah, Hening aman jaya sentosa selama perjalanan. Nggak rewel sama sekali. Bahkan dia sangat menikmati perjalanannya. Walaupun akhirnya batuknya Hening bertambah karena ketularan 4 bocil depan saya yang juga lagi batuk pilek 😏.
Terus soal tidurnya Hening, untungnya dia bisa anteng tidur di kursi. Walaupun dia nggak bisa manuver kayak biasanya kayak di rumah 🤣. Meski durasi tidurnya nggak selama kalau di rumah. Tapi ya sudah nggak apa-apa, yang penting dia bisa tidur.
📸 dok. Pribadi |
Selain itu juga kondisi cuaca yang kondusif juga mempengaruhi kenyamanan selama pelayaran. Alhamdulillah ketika hari H keberangkatan, cuaca cerah ceria. Sehingga kapal pun berlayar dengan baik. Itupun pergerakan kapal nggak berasa saking nyamannya. Tapi kalo lagi nangkring diluar mah beda lagi ya. Hahaha.
Tapi ada 1 hal yang lumayan ganggu yaitu suara tangisan anak depan saya. Sebenarnya anak nangis itu wajar ya. Tapi yang jadi masalah adalah orang tua si anak ini entah kemana. Saya juga nggak tau. Dia ditinggalin tidur sama kakak-kakaknya. Mana kakaknya kagak ada yang bangun buat nenangin adeknya.
Terus sekembalinya si orang tua tersebut bersama anak ketiganya. Lha kok anak ketiga ikutan tantrum karena cuma mau tidur sama emboknya 😵. Sebenarnya ya kasihan juga ke si anak dan ibunya. Tapi karena saya juga lagi capek dan ngantuk berat, mana udah tengah malam juga. Jadinya saya hanya bisa merasa embuh 😅🙏🙏🙏.
Jadi tulung ya buat para orang tua!!! Jangan ninggalin anaknya. Apalagi usianya masih kecil banget sekitar 1 tahun lebih. Meski ada kakak-kakaknya, setidaknya ada salah satu dari ibu atau bapaknya yang nungguin. Karena kalau nangis gitu dan nggak ada orang tuanya yang menenangkan si anak, malah bisa mengganggu penumpang yang lain. Kasihan juga kan, apalagi kita semua dalam kondisi sama-sama capek 😵.
Oh ya, soal toilet trainingnya Hening juga aman banget selama di kapal. Walau saya tetap pakein popok, tapi alhamdulillah popoknya kering seharian. Hhi.
Pokoknya aman lah. Alhamdulillah.
Memang nggak bisa dipungkiri, ada banyak hal yang saya khawatirkan karena membawa Hening naik kapal. Ya khawatir soal makannya, tidurnya, dan toilet training nya. Mungkin ada ketidaknyamanan yang akan dia rasakan. Tapi saya rasa dari pengalaman ini, Hening akan belajar bahwa hidup tidak selalu tentang kenyamanan. Selain itu ketidaknyamanan juga perlu disyukuri agar terasa nikmatnya. Saya berharap pengalaman ini bisa jadi tabungan kenangan yang indah buat Hening.
Ya, begitulah cerita pengalaman pertama mudik ke Lombok dengan KM Kirana VII. Walau tulisan ini nggak jelas dan kepanjangan. Namun semoga ada manfaat yang didapat meski hanya setitik debu.
Barakallahu 🌺
Post a Comment
Post a Comment