Alhamdulillah ya, akhirnya bisa menyelesaikan baca buku dari sistur Yasmin Mogahed. Bacanya santai aja, yang penting kelar dalam 1 bulan. Wkwkwk. Karena target baca saya nggak muluk-muluk, yang penting tiap hari punya tampolan biar makin sadar. Tapi dalam 1 bulan bisa selesai. Wkwkkw. List buku bidikannya banyak bet soalnya. Jadi tetap kudu pasang target, tapi tetap santai biar nggak tertekan karena target 😆.
Selain itu saya juga sadar diri kalau saya bukan anak remaja lagi yang seharian bisa baca buku sambil rebahan. Sehingga bacanya cukup 1 sub bab aja sehari. Itupun 1 sub bab yang cuma 2-3 lembar 😝. Eh, kadang sehari baca 2-3 sub bab sih, pas lagi asik. Haha
Spesifikasi buku
Penulis : Yasmin Mogahed
Judul : Reclaim Your Heart
Penerbit : Noura Books
Jumlah halaman : 306 halaman
Blurp
Dunia ini seperti samudra, dan hati kita adalah kapal. Kalau kita biarkan air laut masuk, kapal kita perlahan akan karam. Demikianlah yang terjadi kalau kita bebaskan dunia merasuki hati kita.
Reclaim Your Heart membawa kita menempuh berbagai perjalanan-perjalanan hidup pribadi penulisnya, perjalanan Nabi Muhammad Saw., dan perjalanan Al-Qur'an yang kesemuanya dapat kita refleksikan ke dalam perjalanan hidup kita sendiri.
Dalam buku ini, Yasmin Mogahed menyentuh berbagai aspek kehidupan dengan terus mengingatkan akan tujuan dan makna-makna hidup sejati. Tak kalah penting, dia juga menyinggung bahwa di balik semua duka dan kepedihan hidup, ada pelajaran dan tanda dari Allah untuk kita. Jika kita mampu melihatnya dengan kacamata kesyukuran, kita akan merasakan betapa luasnya kasih sayang Allah.
Reclaim Your Heart membuat kita leluasa melakukan refleksi, demi mendapatkan persepsi baru tentang hidup-duka, cinta, bahagia; persepsi baru yang akan menghindarkan kita dari tenggelam ke dalam jebakan pesona dunia.
Kesan Tentang Buku Reclaim Your Heart
Mengawali tahun 2024 dengan membaca buku Reclaim Your Heart ternyata adalah pilihan yang tepat banget. Karena isi buku tersebut yang sesuai dengan tema belajar saya tahun ini tentang menyembuhkan luka batin. Ya, tahun ini saya lagi sok-sokan pasang target untuk fokus belajar tentang menyembuhkan luka batin. Biar saya bisa menjalani hari dengan lebih tenang, damai dan penuh syukur. Tenang dan damai bukan berarti tanpa masalah. Melainkan tenang dan damai agar tidak terbawa arus emosi, apapun tantangan yang dihadapi.
Buku ini terdiri dari 7 bab dan masing-masingnya terbagi lagi menjadi beberapa sub bab. Tiap sub babnya terdiri dari 2-4 halaman. Sehingga jika 1 hari membaca 1 sub bab, buku ini insyaa Allah selesai terbaca dalam 1 bulan.
Karena buku ini adalah buku terjemahan, kadang hal yang terlintas pertama dipikiran sebagian orang -mungkin- adalah hasil terjemahannya bagus nggak nih?! Sebagaimana yang kita tau, banyak banget buku terjemahan, utamanya dari Inggris ke Indonesia tuh yang gimana ya. Kayak nggak banget gitu. Berasa kayak baca hasil terjemahan google 😅. Tapi kalo bukunya Yasmin Mogahed ini nggak dong. Hasil terjemahannya bagus banget. Menurut saya, buku terjemahan yang yang diterbitkan dari Noura Books, biasanya hasil terjemahannya pasti bagus. Rerata sih gitu. Menurut sayaa 😆.
Oke, balik lagi ke soal buku~
Sejak sub bab pertama buku ini bagus banget. Saya suka semua yang ditulis oleh Mbak Yasmin dalam buku tersebut. Karena melalui buku tersebut, saya merasa kayak diajakin berbenah, decluttering serta bersih-bersih hati dan jiwa. Tentunya secara spiritual yang mana Mbak Yasmin mengingatkan agar kita merebut kembali hati kita supaya tidak terus-terusan jadi follower nya dunia. Kita harus membersihkan hati kita dan memposisikannya kembali pada posisi yang semula untuk menjadi hamba Allah semata.
Buku ini berisi refleksi-refleksi tentang banyak hal yang terjadi sehari-harinya. Entah itu soal cinta, umat, perempuan, dan lain sebagainya. Semua refleksi tersebut selalu mengarahkan kita sebagai pembaca untuk kembali kepada Allah. Sesuai dengan judulnya, kita rebut kembali hati kita agar hati kita seutuhnya menghamba pada Allah, bukan pada dunia. Karena disadari atau nggak, kita masih sering terpedaya oleh gemerlap dunia yang ternyata hanya tipuan. Seringkali juga hawa nafsu kita terus mendorong kita menjadi hamba dunia. Meski demikian, Allah masih tetap memberi ruang pengampunan bagi kita untuk kembali menjadi hambaNya, seutuhnya.
Huhu, Allah tuh so sweet banget ya. Seburuk apapun manusia, semesta maafNya terbuka lebar bagi siapapun yang memiliki kemauan untuk bertobat. Bahkan sekelas Fir'aun yang jahatnya ngadi-ngadi banget, Allah masih membuka pintu ampunan lho buat dia. Namun sayang, jiwa dan hatinya tertawan oleh nafsunya. Sehingga dia tidak bisa merasakan dan melihat pintu pengampunanNya.
Reminder Terbaik yang Terdapat Dalam Buku Reclaim Your Heart
Tentunya ada banyak banget nasihat ataupun pengingat yang bisa ditemukan dalam buku ini. Tapi saya akan ngasi tau beberapa, terutama yang paling paling bikin saya merasa tertohok sekaligus melting bin ndelosor. Mungkin kamu akan merasakan hal yang sama juga. Haha. Cikidot~
Yang pertama, pada bab tentang Cinta, Mbak Yasmin mengutip pernyataan dari Ibnu Taimiyah yang mengatakan :
"Orang yang benar-benar terpenjara adalah yang terpenjara hatinya dari Tuhan. Orang yang tertawan adalah yang tertawan oleh hawa nafsunya".
Mungkin banyak dari kita sudah tau tentang kutipan tersebut. Tapi pada implementasinya masih banyak juga dari kita yang masih tertawan oleh hawa nafsunya. Yaaa, termasuk saya juga kok. Tenang, tenang, saya nggak menuduh siapapun kecuali diri saya sendiri. Hahahah.
Kutipan tersebut ner bener attack me to the core of my heart.
Eaaakk, ngemeng ape dah 😆
Kutipan tersebut bagi saya mengingatkan saya secara pribadi untuk menjinakkan hawa nafsu saya. Saya nggak bisa mendeskripsikan apa yang saya alami dan apa yang terjadi pada diri saya saat ini. Saking jiwa saya tuh keruuuhh banget. Sampe-sampe saya malu sama diri saya sendiri. Tapi saya terus mengatakan ke diri saya, "Udah! Stop! Op! Ncop! Ayo bangkit! Ayo bangkit! Kamu hanyalah manusia biasa. Berbuat kesalahan itu pasti wajar. Tapi Allah memiliki ruang maaf yang begitu luas. Maka kamu masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri".
Yang kedua, pengingat yang nggak kalah nampolnya yang dituliskan di bab cinta. Yasmin Mogahed mengutip sebuah hadist yang berbunyi :
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, sungguh semua urusannya baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh orang mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapatkan kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya." HR Muslim
Dalam hadist tersebut diksi yang digunakan adalah orang mukmin. Berarti ia adalah orang yang beriman, yang berserah diri pada ketetapan Allah. Maka karena ia beriman, bisa dipastikan setiap aktivitas yang ia lakukan adalah positif.
Namun dalam perjalanan hidupnya, jalan yang ditempuh tidak selalu mulus. Kadang geronjalan lewat jalan berlubang, berkelok-kelok, menanjak, menurun. Kadang berhadapan dengan cuaca yang tak menentu, hujan, petir, angin kencang, dan lain-lain. Tapi nggak jarang juga ia melalui jalan mulus dengan pemandangan yang indah, udara yang sejuk nan segar, dan langit cerah. Tapi apapun kondisinya, ia selalu berserah pada apapun ketetapan Allah pada dirinya. Karena ia tau susah senang adalah hal yang dipergilirkan oleh Allah.
Maa syaa Allah, pengingat yang bikin meleyot banget daah 🥺🥺. Sebagai manusia dengan kesabaran setipis tisu, dan ego setinggi langit, saya harus mengingat hadits ini. Biar pas dikasi enak, nggak jumawa. Pas dikasi tantangan nggak terpuruk dan merasa paling sengsara. Semoga yaa. Insyaa Allah.
Yang ketiga, Sebuah nasihat yang saya temukan di bab keterikatan, yang nampolnya sampe bikin terpelanting dan tersungkur.
Ahaaaayyyyy~
Lebay banget daaaahhhh, Jaenaaappp!! 😆🙏
Kutipannya ini lumayan panjang, tapi tolong disimak dengan penuh khidmat ya. Karena maa syaa Allah, bener-bener dah jadi pengingat luar biasa banget.
"Salah seorang ulama salaf mengatakan, 'Ada seorang hamba yang melakukan perbuatan dosa, tapi dosa itu membuatnya masuk surga. Dan ada seorang hamba lain yang melakukan kebaikan, tapi gara-gara kebaikan itu dia masuk neraka.' Orang-orang bertanya (dengan keheranan), 'Bagaimana bisa terjadi?' Ulama itu menjawab, 'Bagi hamba yang berbuat dosa, dosa tersebut selalu terbayang di kedua matanya karena dia takut dan khawatir dirinya akan binasa. Maka dia selalu menangis, menyesali perbuatan dosa itu, merasa malu kepada Allah, menundukkan kepala dihadapanNya, dan merasa hatinya remuk dihadapanNya. Dosanya itu lebih bermanfaat bagi si hamba. Dampak yang muncul setelah dosa itu membuat seorang hamba meraih kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Dosa yang dilakukannya justru menjadi sebab dia masuk surga. Sedangkan hamba yang melakukan kebaikan tapi setelah itu dia selalu menyebut-nyebut kebaikan itu dihadapan Allah, sombong, bangga dan merasa dirinya besar berkat kebaikan tersebut dan dia berkata, 'Aku telah melakukan banyak kebaikan'. Maka kebaikan tersebut justru menimbulkan sifat sombong, bangga diri, dan menjadi sebab kebinasaannya."
Gimana? Apakah kamu sudah terpelanting membacanya?
Maa syaa Allah. Pengingat yang luar biasa banget nih biar kita nggak umbar-umbar kebaikan kita. Selain itu juga jangan mudah putus asa karena dosa-dosa yang sudah kita perbuat, karena masih ada ruang maaf bagi kita. Betapa Allah tuh sangat adil dalam memutuskan sebuah perkara. Sehingga hal semacam ini menjadi pengingat luar biasa bagi kita untuk menjaga Lillah. Menjaga hati kita untuk melakukan segala sesuatu hanya karena Allah. Menjaga diri kita dari perbuatan yang tercela.
Tulisan dari Ibnu Qoyim tersebut ngingetin kita bahwa kebaikan apapun yang kita lakukan, semua itu berkat rahmat Allah. Bukan karena usaha kita semata. Serta sebesar apapun dosa yang kita perbuat, tapi kalau dosa tersebut bikin kita kapok sak kapok kapok e, insyaa Allah menjadi jalan menuju syurgaNya. Pokok e bukan kapok sambel ae yaa 😂.
Yang keempat, pengingat yang nggak kalah bikin meleyot datang dari kesayangan kita semua Maulana Jalaludin Rumi yang olweis ter luvv di hati. Yasmin Mogahed mencantumkan kutipan dari Rumi tersebut di bab penderitaan. Bunyinya adalah :
"Saat seseorang memukul-mukulkan tongkat berkali-kali pada permadani, ia tak bermaksud memukul-mukul permadani itu. Sebenarnya yang dia pukul adalah debu agar keluar dari permadani itu. Sungguh sebenarnya batinmu penuh dengan debu dari selubung ke-aku-an yang sama sekali tak mudah hilang. Dalam setiap kekejaman dan tamparan yang kau terima, debu itu memisahkan diri dari permukaan kalbu secara perlahan. Kadang debu itu keluar saat kalbu tertidur atau kadang ketika ia terjaga."
Haduh, haduh! Udah meleyot belum baca kutipan tersebut? Indah banget yaa. Maa syaa Allah.
Pengingat dari Rumi tersebut sangat relate dengan kondisi jiwa saya saat ini. Saya merasa mungkin memang hati saya terlalu penuh dengan selubung ke-aku-an. Sehingga hal tersebut yang membuat saya sulit sembuh dari luka batin saya. Selalu merasa menjadi korban yang akhirnya mempengaruhi jiwa saya. Menambah keruhnya jiwa saya. Sehingga hal tersebut berpengaruh pada pola pikir, cara pandang dan tingkah laku saya yang saya rasa, haduh, buruk banget 😭. Astagfirullah.
Kutipan tersebut juga mengingatkan saya untuk mensyukuri luka yang saya alami. Bisa jadi luka itu nggak sekedar peringatan dari Allah, tapi juga bentuk lain dari rahmatNya agar saya kembali padaNya. Bergantung hanya kepadaNya. Serta berusaha untuk mengikutsertakan Allah dalam proses penyembuhan yang saya lakukan.
Rating Buku
Dari 1-5 maka akan saya beri nilai 4,9. Karena kesempurnaan adalah milik Allah. MKMKMKMKMK.
Tapi memang buku ini recommended banget. Terutama bagi kalian yang sedang dalam usaha berbenah diri. Semangat yaa. Semoga membaca buku dari Mbak Yasmin bisa menjadi salah satu wasilah kesembuhan jiwa.
AMIN!
Post a Comment
Post a Comment